Friday, September 20, 2013

Nenek Moyang Indonesia

Dari Ilmu Linguistik

Dari kajian ilmu linguistik atau ilmu bahasa, bangsa Indonesia adalah penutur bahasa Austronesia. Sekitar 5.000 tahun lalu, bahasa ini sudah digunakan oleh manusia di nusantara. Bahasa ini konon akar dari bahasa Melayu. Bahasa Austronesia memiliki penyebaran paling luas di dunia, khususnya sebelum zaman penjajahan oleh bangsa Eropa terhadap bangsa-bangsa Asia-Afrika.
Bahasa Austronesia berkembang menjadi 1.200 bahasa lokal, dari Madagaskar, Afrika, di barat sampai di Pulau Paskah di timur, dari Taiwan di utara sampai Selandia Baru di selatan . Penyebaran bahasa Austronesia lebih luas dibanding penyebaran bahasa Indo Eropa, Aria Barat, dan Aria Timur atau Semit.
Keturunan Bahasa Austronesia tumbuh dan berkembang ratusan tahun dan digunakan oleh 300 juta manusia di Asia Timur dan Asia Pasifik. Para penutur bahasa Austronesia, beragam, misalnya mulai dari para nelayan, pelaut, pedagang, bangsawan, pengeliling dunia, sampai kaum petani di pedalaman. Sekitar 80 juta manusia penutur bahasa Austronesia hidup di kepulauan nusantara dan kepulauan Pasifik.
Jadi siapa nenek moyang manusia yang bertutur dengan menggunakan bahasa Austronesia yang tinggal di nusantara itu? Masih menjadi kontroversi di kalangan para ahli. Pendapat mereka bermacam ragam, ada yang mengatakan dari Formusa (Taiwan),  Hainan (Hongkong), Yunan (China Selatan), Filipina, atau Jepang.

Dari Bahasa Austrik

Ketua Ikatan Ahli Arkeologi Indonesia (IAAI) Harry Truman Simanjuntak pernah berpendapat, rumpun bahasa Austronesia merupakan bagian dari bahasa Austrik. Bahasa ini berawal dari daratan Asia, kemudian terbagi dua, yaitu Austro Asiatik dan Austronesia.
Austro Asiatik menyebar ke daratan Asia, misalnya di Indo-China, Thailand, dan Munda di India Selatan. Sedang bahasa Austronesia menyebar ke selatan dan di tenggara seperti Indonesia, Filipina, Malaysia, sampai ke kepulauan Pasifik.
Menurut teori Model Out of Taiwan, bahasa Austronesia mulai mengkristal di Formusa atau Taiwan. Penutur bahasa ini bermigrasi dari daratan China Selatan 6.000 tahun yang lalu. Diperkirakan mereka berasal dari Fujian atau Guangdong, dua daerah di China Selatan.
Proses kristalisasi bahasa Austronesia di Taiwan kemudian melahirkan budaya Da-pen-keng. Budaya tersebut berkembang dan bercabang-cabang menjadi sejumlah dialek lokal. Itu terjadi sekitar 4.700 tahun lalu. Pada masa Austronesia awal tersebut manusia sudah mengerti memelihara babi dan anjing, sudah mengenal budidaya padi meski masih sederhana, menanam ubi dan tebu, membuat kain dari kulit kayu, dan membuat gerabah..
Ratusan tahun kemudian budaya mereka meningkat lagi. Misalnya mulai menggunakan peralatan dari batu dan tulang dan mulai membuat kano, perahu kecil dan sempit.
Sejumlah kelompok penutur bahasa Austronesia ini kemudian mulai berkelana ke selatan, lewat lautan, dengan menggunakan perahu yang sederhana, yang lebih banyak digerakkan oleh arus ombak lautan. Mereka terus bergerak ke arah selatan. Di antara mereka ada yang bergerak kearah Asia Tenggara, sampai ke Filipina dan Kalimantan Utara. Itu terjadi 4.500 tahun yang lalu.
Kelompok pemukim awal di Filipina atau di Kalimantan Utara ini akhirnya menciptakan bahasa Proto Malayo Polynesia (PMP), yang merupakan cabang dari induknya, Proto Austronesia.
Di kawasan baru tersebut perbendaharaan budaya mereka bertambah. Budidaya tanaman yang berasal dari biji-bijian, mulai bertambah, misalnya mulai menanam kelapa, sagu, sukun, dan pisang. Pada saat itu, perhubungan laut juga mulai meningkat. Teknologi pelayaran mereka mulai canggih. Maka di antara mereka mulai ada yang bermigrasi ke pulau-pulau di nusantara, misalnya ke Sulawesi dan Maluku. Bahkan ada yang sampai ke pulau Mikronesia, Lautan Pasifik.
Dalam tahap selanjutrnya, puluhan tahun kemudian, mereka ada yang bermigrasi ke Jawa, Sumatra, dan Semenanjung Malaka. Ke arah timur, mereka menuju ke Nusa Tenggara, Maluku, Papua Barat, sampai ke kepulauan Bismarck. Di kawasan timur ini, budaya tanaman biji-bijian mereka tinggalkan dan beralih ke budidaya berbagai tanaman umbi-umbian. Bumi dan alam di nusantara bagian timur ternyata tidak cocok untuk tanaman biji-bijian.
Menurut pakar arkeologi yang lain, Daud Ario Tanudirjo, persebaran para penutur Proto Malayo Polynesia tersebut terjadi sekitar 4.000 hingga 3.300 tahun yang lalu. Hal itu ditandai luasnya distribusi gerabah berpoles merah..
KEMAMPUAN mereka mengarungi lautan jarak jauh, mendorongnya untuk terus mencari daerah baru yang kemungkinan lebih baik, atau lebih nyaman untuk hidup. Mereka telah mengenal strategi lompat katak. Dari pulau yang satu melompat ke pulau yang lain yang lebih dekat. Demikian seterusnya, sampai mereka tiba di pulau yang paling jauh.
Bahasa Proto Malayo Polynesia tersebut berkembang di kawasan barat nusantara sedangkan di kawasan Halmahera, Maluku, berkembang dan menjadi pusat bahasa-bahasa Proto Central Malayo Polynesi. Bahasa-bahasa Proto Eastern Malayo Polynesia berkembang di daerah Kepala Burung, Papua Barat dan bahasa-bahasa Proto Oceanic berkembang di Kepulauan Bismarck, Pasifik Barat dan sekitarnya.
Bentuk rumpun bahasa Austronesia ini tumbuh lebih menyerupai bentuk garu ketimbang bentuk pohon. Mengapa? Karena semua proto-bahasa dalam bentuk ini, dari Proto Malayo Polynesia hingga ke Proto Oceania menunjukkan kesamaan kognat yang tinggi, yakni lebih dari 84 persen dari 200 pasangan kata. Demikian menurut pakar arkeologi Daud Aris Tanudirjo.
Sementara itu menurut pakar bahasa Austronesia, Peter Bellwood, berbagai proto-bahasa yang pernah tersebar dari Filipina sampai Kepulauan Bismarck, boleh dikatakan satu bahasa, namun dengan sedikit perbedaan variasi dialek.

Austromelanesoid – Mongoloid

Mungkin Anda bertanya, nama makhluk apa lagi ini? Apakah ini nenek moyang kita? Jawabnya bukan! Sabar.
Dari hasil penemuan dan penelitian di pegunungan Sewu, bagian tengah Jawa Tengah-Jawa Timur, para ahli menemukan kohabitasi, bercampurnya dua suku bangsa di suatu wilayah, yaitu ras Australo-melanesid dengan ras Mongoloid dalam waktu yang hampir bersamaan. Kohabitasi dua ras tersebut jauh sebelum datangnya para penutur Austronesia yang berciri ras Mongoloid.
(1) Dalam situs purbakala di kawasan Jateng-Jatim tersebut ditemukan kerangka Austromelanesoid yang dikubur dalam posisi terlipat. Di tempat yang sama juga ditemukan kerangka Mongoloid dikubur dalam posisi terbujur.
(2) Penemuan kerangka manusia purba di daerah Wajak, dekat Tulungagung, Jawa Timur, menunjukkan ciri-ciri ras Mongoloid pada bagian wajahnya, sekaligus menunjukkan ciri-ciri ras Austromelanesid pada bentuk umum tengkoraknya. Dari bukti tersebut dapat disimpulkan, bahwa nenek moyang bangsa Indonesia adalah
  1. percampuran antara dua ras Austromelanesid dan Mongoloid yang mendiami bumi nusantara ini, gelombang demi gelombang, dalam waktu berabad-abad, kemudian bercampur dengan
  2. rumpun Asia dari India,
  3. bercampur lagi dengan rumpun Aria dari India, dan
  4. bercampur lagi dengan bangsa Semit dari Eropa, di masa-masa modern sesudahnya.Dari bukti-bukti arkeologis tersebut di atas maka orang akan sulit jika menetapkan mana sebenarnya yang disebut bangsa Indonesia yang asli. Apalagi sekarang! Zaman globalisasi. Kini dunia rasanya sudah menjadi satu. Kita sekarang sudah menjadi satu warga negara, warga negara  dunia. Kemanusiaan yang adil dan beradab – seperti yang diamanatkan oleh Sila ke-dua Pancasila — seharusnya sudah menjadi way of life semua bangsa di dunia. Apapun ideologinya, apapun filosofinya, apapun agamanya. Mankind is one!
Sumber : Nusantara Tour

+

Nenek Moyang Bangsa Indonesia

Dari Ilmu Linguistik

Dari kajian ilmu linguistik atau ilmu bahasa, bangsa Indonesia adalah penutur bahasa Austronesia. Sekitar 5.000 tahun lalu, bahasa ini sudah digunakan oleh manusia di nusantara. Bahasa ini konon akar dari bahasa Melayu. Bahasa Austronesia memiliki penyebaran paling luas di dunia, khususnya sebelum zaman penjajahan oleh bangsa Eropa terhadap bangsa-bangsa Asia-Afrika.
Bahasa Austronesia berkembang menjadi 1.200 bahasa lokal, dari Madagaskar, Afrika, di barat sampai di Pulau Paskah di timur, dari Taiwan di utara sampai Selandia Baru di selatan . Penyebaran bahasa Austronesia lebih luas dibanding penyebaran bahasa Indo Eropa, Aria Barat, dan Aria Timur atau Semit.
Keturunan Bahasa Austronesia tumbuh dan berkembang ratusan tahun dan digunakan oleh 300 juta manusia di Asia Timur dan Asia Pasifik. Para penutur bahasa Austronesia, beragam, misalnya mulai dari para nelayan, pelaut, pedagang, bangsawan, pengeliling dunia, sampai kaum petani di pedalaman. Sekitar 80 juta manusia penutur bahasa Austronesia hidup di kepulauan nusantara dan kepulauan Pasifik.
Jadi siapa nenek moyang manusia yang bertutur dengan menggunakan bahasa Austronesia yang tinggal di nusantara itu? Masih menjadi kontroversi di kalangan para ahli. Pendapat mereka bermacam ragam, ada yang mengatakan dari Formusa (Taiwan),  Hainan (Hongkong), Yunan (China Selatan), Filipina, atau Jepang.

Dari Bahasa Austrik

Ketua Ikatan Ahli Arkeologi Indonesia (IAAI) Harry Truman Simanjuntak pernah berpendapat, rumpun bahasa Austronesia merupakan bagian dari bahasa Austrik. Bahasa ini berawal dari daratan Asia, kemudian terbagi dua, yaitu Austro Asiatik dan Austronesia.
Austro Asiatik menyebar ke daratan Asia, misalnya di Indo-China, Thailand, dan Munda di India Selatan. Sedang bahasa Austronesia menyebar ke selatan dan di tenggara seperti Indonesia, Filipina, Malaysia, sampai ke kepulauan Pasifik.
Menurut teori Model Out of Taiwan, bahasa Austronesia mulai mengkristal di Formusa atau Taiwan. Penutur bahasa ini bermigrasi dari daratan China Selatan 6.000 tahun yang lalu. Diperkirakan mereka berasal dari Fujian atau Guangdong, dua daerah di China Selatan.
Proses kristalisasi bahasa Austronesia di Taiwan kemudian melahirkan budaya Da-pen-keng. Budaya tersebut berkembang dan bercabang-cabang menjadi sejumlah dialek lokal. Itu terjadi sekitar 4.700 tahun lalu. Pada masa Austronesia awal tersebut manusia sudah mengerti memelihara babi dan anjing, sudah mengenal budidaya padi meski masih sederhana, menanam ubi dan tebu, membuat kain dari kulit kayu, dan membuat gerabah..
Ratusan tahun kemudian budaya mereka meningkat lagi. Misalnya mulai menggunakan peralatan dari batu dan tulang dan mulai membuat kano, perahu kecil dan sempit.
Sejumlah kelompok penutur bahasa Austronesia ini kemudian mulai berkelana ke selatan, lewat lautan, dengan menggunakan perahu yang sederhana, yang lebih banyak digerakkan oleh arus ombak lautan. Mereka terus bergerak ke arah selatan. Di antara mereka ada yang bergerak kearah Asia Tenggara, sampai ke Filipina dan Kalimantan Utara. Itu terjadi 4.500 tahun yang lalu.
Kelompok pemukim awal di Filipina atau di Kalimantan Utara ini akhirnya menciptakan bahasa Proto Malayo Polynesia (PMP), yang merupakan cabang dari induknya, Proto Austronesia.
Di kawasan baru tersebut perbendaharaan budaya mereka bertambah. Budidaya tanaman yang berasal dari biji-bijian, mulai bertambah, misalnya mulai menanam kelapa, sagu, sukun, dan pisang. Pada saat itu, perhubungan laut juga mulai meningkat. Teknologi pelayaran mereka mulai canggih. Maka di antara mereka mulai ada yang bermigrasi ke pulau-pulau di nusantara, misalnya ke Sulawesi dan Maluku. Bahkan ada yang sampai ke pulau Mikronesia, Lautan Pasifik.
Dalam tahap selanjutrnya, puluhan tahun kemudian, mereka ada yang bermigrasi ke Jawa, Sumatra, dan Semenanjung Malaka. Ke arah timur, mereka menuju ke Nusa Tenggara, Maluku, Papua Barat, sampai ke kepulauan Bismarck. Di kawasan timur ini, budaya tanaman biji-bijian mereka tinggalkan dan beralih ke budidaya berbagai tanaman umbi-umbian. Bumi dan alam di nusantara bagian timur ternyata tidak cocok untuk tanaman biji-bijian.
Menurut pakar arkeologi yang lain, Daud Ario Tanudirjo, persebaran para penutur Proto Malayo Polynesia tersebut terjadi sekitar 4.000 hingga 3.300 tahun yang lalu. Hal itu ditandai luasnya distribusi gerabah berpoles merah..
KEMAMPUAN mereka mengarungi lautan jarak jauh, mendorongnya untuk terus mencari daerah baru yang kemungkinan lebih baik, atau lebih nyaman untuk hidup. Mereka telah mengenal strategi lompat katak. Dari pulau yang satu melompat ke pulau yang lain yang lebih dekat. Demikian seterusnya, sampai mereka tiba di pulau yang paling jauh.
Bahasa Proto Malayo Polynesia tersebut berkembang di kawasan barat nusantara sedangkan di kawasan Halmahera, Maluku, berkembang dan menjadi pusat bahasa-bahasa Proto Central Malayo Polynesi. Bahasa-bahasa Proto Eastern Malayo Polynesia berkembang di daerah Kepala Burung, Papua Barat dan bahasa-bahasa Proto Oceanic berkembang di Kepulauan Bismarck, Pasifik Barat dan sekitarnya.
Bentuk rumpun bahasa Austronesia ini tumbuh lebih menyerupai bentuk garu ketimbang bentuk pohon. Mengapa? Karena semua proto-bahasa dalam bentuk ini, dari Proto Malayo Polynesia hingga ke Proto Oceania menunjukkan kesamaan kognat yang tinggi, yakni lebih dari 84 persen dari 200 pasangan kata. Demikian menurut pakar arkeologi Daud Aris Tanudirjo.
Sementara itu menurut pakar bahasa Austronesia, Peter Bellwood, berbagai proto-bahasa yang pernah tersebar dari Filipina sampai Kepulauan Bismarck, boleh dikatakan satu bahasa, namun dengan sedikit perbedaan variasi dialek.

Austromelanesoid – Mongoloid

Mungkin Anda bertanya, nama makhluk apa lagi ini? Apakah ini nenek moyang kita? Jawabnya bukan! Sabar.
Dari hasil penemuan dan penelitian di pegunungan Sewu, bagian tengah Jawa Tengah-Jawa Timur, para ahli menemukan kohabitasi, bercampurnya dua suku bangsa di suatu wilayah, yaitu ras Australo-melanesid dengan ras Mongoloid dalam waktu yang hampir bersamaan. Kohabitasi dua ras tersebut jauh sebelum datangnya para penutur Austronesia yang berciri ras Mongoloid.
(1) Dalam situs purbakala di kawasan Jateng-Jatim tersebut ditemukan kerangka Austromelanesoid yang dikubur dalam posisi terlipat. Di tempat yang sama juga ditemukan kerangka Mongoloid dikubur dalam posisi terbujur.
(2) Penemuan kerangka manusia purba di daerah Wajak, dekat Tulungagung, Jawa Timur, menunjukkan ciri-ciri ras Mongoloid pada bagian wajahnya, sekaligus menunjukkan ciri-ciri ras Austromelanesid pada bentuk umum tengkoraknya. Dari bukti tersebut dapat disimpulkan, bahwa nenek moyang bangsa Indonesia adalah
  1. percampuran antara dua ras Austromelanesid dan Mongoloid yang mendiami bumi nusantara ini, gelombang demi gelombang, dalam waktu berabad-abad, kemudian bercampur dengan
  2. rumpun Asia dari India,
  3. bercampur lagi dengan rumpun Aria dari India, dan
  4. bercampur lagi dengan bangsa Semit dari Eropa, di masa-masa modern sesudahnya.Dari bukti-bukti arkeologis tersebut di atas maka orang akan sulit jika menetapkan mana sebenarnya yang disebut bangsa Indonesia yang asli. Apalagi sekarang! Zaman globalisasi. Kini dunia rasanya sudah menjadi satu. Kita sekarang sudah menjadi satu warga negara, warga negara  dunia. Kemanusiaan yang adil dan beradab – seperti yang diamanatkan oleh Sila ke-dua Pancasila — seharusnya sudah menjadi way of life semua bangsa di dunia. Apapun ideologinya, apapun filosofinya, apapun agamanya. Mankind is one!
Sumber : Nusantara Tour

+

Friday, September 13, 2013

Download NetFramework versi Offline

.NET adalah technology yg masih boleh dikatakan terbaru dalam dunia programming yg klo tidak salah peluncuran perdananya sekitar taon 2000an saat itu masih versi 1.0 yg berfungsi sebagai framework dalam membangun sebuah software terutama software2 enterprise (walaupun sekarang udah ada .NET Micro tuk HMI(human machine interface)/ bahkan tuk robotic )

.NET technology itu sendiri selain dari framework (istilahnya sebagai penyedia fungsi2 yg kita butuhkan dalam membuat suatu software dan jumlahnya sangat2 banyak sekali) juga sebagai runtime yg diperlukan bagi software tuk bisa running/di eksekusi, jadi segala bentuk proses apapun itu di manage oleh .NET. bisa dikatakan .NET menyediakan suatu level abstraksi dari OS (operating system).

kegunaan utama .net framework adalah MEMPERMUDAH PENG-CODINGAN dan EKSEKUSI PERINTAH.

maksudnya, .nf memiliki ratusan kode perintah "standar" yang sering digunakan programer dalam membuat program untuk environment windows. saking seringnya, ga asik banget kalo setiap program yang kamu pake, harus ada banyak "kode" yang sama.

misalnya seperti "SAVE AS". mungkin hampir di setiap program yang memungkinkan kita menyimpan data, akan ada SAVE AS. dan nggak asik banget, kalo untuk menambahkan sebuah SAVE AS aja, butuh ratusan line.

ratusan line itu akan memakan misalnya sekitar 100KB, sedangkan program yang menggunakan command SAVE AS itu ada minimal 10 buah saja yang ada di komputer anda. berarti kode SAVE AS yang sama ditulis 10 kali, dengan kapasitas 10 kali alias +-1MB. nah berapa kode lain yang sama? seperti copy, paste, dll...

untuk "merampingkan" kode tersebut. microsoft, membuat .nf. jadi coder cukup menuliskan hal hal seperti "jalankan perintah save as di .net framework". tidak perlu membuat berbaris baris lagi kode.

.nf TIDAK SEPERTI JAVA atau FLASH! jv atau fl bertujuan untuk membuat platform standar pemrograman yang dapat dieksekusi di multi environment (win, unix, mac, dll.)

banyak program / aplikasi membutuhkan NetFramework, ketimbang susah cari jaringan internet buat nginstall, ini ada yang offline 

Ini link download offline-nya

.NET Framework 4.5 Setup
.NET Framework 4.0 Setup
.NET Framework 3.5 Setup
.NET Framework 3.5 Setup Service Pack 1
.NET Framework 3.0 Setup
.NET Framework 2.0 Setup
.NET Framework Client Profile Offline Installer
Download .NET Client Profiler Offline Installer

 Sumber : TECH DREAM dan Yahoo Answer

+

Thursday, September 12, 2013

Install LINE di PC

LINE adalah aplikasi messenger gratis yang sedang populer saat ini penggunanya sudah mencapai 100 juta di seluruh dunia.

Selain bisa chating LINE memberikan layanan Free Call dan sekarang LINE banyak mempunyai fitur-fitur yang baru seperti game dan sebagainya. selain itu LINE mempunyai emoticon yang bervariasi salah satu yang unik yaitu Sticker.

LINE tersedia di smartphone Android, Iphone, BlackBerry, Windows Phone serta di PC Windows dan Mac OS.

Untuk yang sering menggunakan komputer pc atau laptop silakan coba install.

1. Download untuk OS Windows xp, vista dan 7.

2. Download untuk OS windows 8

3. Download untuk Mac OS

Screenshot:




Screenshot: Tampilan LINE di windows 8.


Aplikasi ini tidak bisa mendaftar atau membuat akun baru, jadi sebelumnya harus sudah mendaftar melalui device Android, iphone atau BlackBerry,
Sistem operasi Android sudah merabah di dunia, bukan hanya handphone atau tablet saja yang dapat menggunakannya tapi mulai dari komputer pc, laptop bahkan TV.

Berikut ini cara untuk meng-install OS Android di pc atau laptop untuk yang menggunakan OS Windows

BlueStacks

BlueStacks emulator Android yang dapat di-install di PC kamu yang berjalan di OS Windows xp, vista, 7 atau 8. Software ini gratis silakan download untuk offline installer-nya di sini.

Kalau tidak bisa pake yang ini 

BlueStacks versi terakhir masih menggunakan OS Android versi Gingerbread. Hingga saat ini BlueStacks masih menjadi emulator Android terbaik diantara emulator lainnya.







Sumber : Inwepo Tutorial

+

Sunday, September 8, 2013

Sejarah Bung Tomo, Peristiwa 10 November

Bung Tomo ( Sutomo )


Sutomo (lahir di Surabaya, Jawa Timur, 3 Oktober 1920 – meninggal di Padang Arafah, Arab Saudi, 7 Oktober 1981 pada umur 61 tahun)[1] lebih dikenal dengan sapaan akrab oleh rakyat sebagai Bung Tomo, adalah pahlawan yang terkenal karena peranannya dalam membangkitkan semangat rakyat untuk melawan kembalinya penjajah Belanda melalui tentara NICA, yang berakhir dengan pertempuran 10 November 1945 yang hingga kini diperingati sebagai Hari Pahlawan.

Sutomo dilahirkan di Kampung Blauran, di pusat kota Surabaya. Ayahnya bernama Kartawan Tjiptowidjojo, seorang kepala keluarga dari kelas menengah. Ia pernah bekerja sebagai pegawai pemerintahan, sebagai staf pribadi di sebuah perusahaan swasta, sebagai asisten di kantor pajak pemerintah, dan pegawai kecil di perusahan ekspor-impor Belanda. Ia mengaku mempunyai pertalian darah dengan beberapa pendamping dekat Pangeran Diponegoro yang dikebumikan di Malang. Ibunya berdarah campuran Jawa Tengah, Sunda, dan Madura. Ayahnya adalah seorang serba bisa. Ia pernah bekerja sebagai polisi di kotapraja, dan pernah pula menjadi anggota Sarekat Islam, sebelum ia pindah ke Surabaya dan menjadi distributor lokal untuk perusahaan mesin jahit Singer.

Sutomo dibesarkan di rumah yang sangat menghargai pendidikan. Ia berbicara dengan terus terang dan penuh semangat. Ia suka bekerja keras untuk memperbaiki keadaan. Pada usia 12 tahun, ketika ia terpaksa meninggalkan pendidikannya di MULO, Sutomo melakukan berbagai pekerjaan kecil-kecilan untuk mengatasi dampak depresi yang melanda dunia saat itu. Belakangan ia menyelesaikan pendidikan HBS-nya lewat korespondensi, namun tidak pernah resmi lulus.

Sutomo kemudian bergabung dengan KBI (Kepanduan Bangsa Indonesia). Belakangan Sutomo menegaskan bahwa filsafat kepanduan, ditambah dengan kesadaran nasionalis yang diperolehnya dari kelompok ini dan dari kakeknya, merupakan pengganti yang baik untuk pendidikan formalnya. Pada usia 17 tahun, ia menjadi terkenal ketika berhasil menjadi orang kedua di Hindia Belanda yang mencapai peringkat Pandu Garuda. Sebelum pendudukan Jepang pada 1942, peringkat ini hanya dicapai oleh tiga orang Indonesia.

Pertempuran 10 Nopember 1945
Insiden perobekan bendera Belanda di Hotel Orange yang berlokasi di jalan Tunjungan Surabaya  menyulut bentrokan-bentrokan bersenjata antara pasukan Inggris dengan para pejuang di Surabaya, yang memuncak dengan tewasnya Brigadir Jenderal Mallaby, pimpinan tentara Inggris untuk Jawa Timur, pada 30 Oktober 1945.

Terbunuhnya Brigadir Jenderal Mallaby, membuat penggantinya, Mayor Jenderal Mansergh mengeluarkan ultimatum bahwa semua pimpinan dan orang Indonesia yang bersenjata harus melapor dan  meletakkan senjatanya di tempat yang ditentukan dan menyerahkan diri dengan mengangkat tangan di atas. Batas ultimatum adalah jam 6.00 pagi tanggal 10 November 1945. Ultimatum tersebut ditolak mentah-mentah oleh para pejuang. Berbekal bambu runcing, arek-arek Suroboyo memilih berjuang hingga titik darah penghabisan.

Sekutu pun menepati ultimatumnya. Pada 10 November 1945 pagi, tentara Inggris mulai melancarkan serangan besar-besaran dan dahsyat, dengan mengerahkan sekitar 30.000 serdadu, 50 pesawat terbang, sejumlah tank dan  kapal perang.


Berbagai bagian kota Surabaya dihujani bom dari udara oleh pasukan Barat, karena mereka menolak menyerahkan senjata. Arek-arek Suroboyo ditembaki secara membabi-buta dengan meriam dari laut dan darat. Dua kuintal bom dijatuhkan pasukan Sekutu. Drum bensin meledak. Jam 6.10, Surabaya menjadi lautan api.

Tentara Inggris menduga bahwa perlawanan rakyat Indonesia di Surabaya bisa ditaklukkan dalam tempo 3 hari saja, dengan mengerahkan persenjataan modern yang lengkap, termasuk pesawat terbang, kapal perang, tank, dan kendaraan lapis baja yang cukup banyak.

Namun di luar dugaan, ternyata perlawanan itu bisa bertahan lama, berlangsung dari hari ke hari, dan dari minggu ke minggu lainnya. Perlawanan rakyat yang pada awalnya dilakukan secara spontan dan tidak terkoordinasi, makin hari makin teratur. Pertempuran besar-besaran ini memakan waktu sampai sebulan.
Ribuan penduduk menjadi korban, banyak yang meninggal dan lebih banyak lagi yang luka-luka.

Pemandangan tanggal 30 November 1945, sepanjang mata memandang, bergelimpangan mayat terbujur kaku, hangus, serpihan daging dari 30.000 orang. Para pejuang rela berkorban nyawa berjibaku mempertahankan kehormatan tanah airnya, Surabaya. Peristiwa berdarah di Surabaya ketika itu juga telah menggerakkan perlawanan rakyat di seluruh Indonesia untuk mengusir penjajah dan mempertahankan kemerdekaan.

Bung Tomo yang Heroik

Di balik pertempuran dahsyat yang terjadi pada tanggal 10 Nopember 1945, ada sebuah nama yang mempunyai andil besar dalam memompa semangat, keberanian, dan rasa cinta tanah air khususnya kepada arek-arek Suroboyo. Dialah Sutomo atau biasa disebut Bung Tomo yang lahir di Surabaya pada tanggal 3 Oktober 1920.  Bung Tomo adalah seorang wartawan yang aktif menulis di beberapa surat kabar dan majalah, di antaranya: Harian Soeara Oemoem, Harian berbahasa Jawa Ekspres, Mingguan Pembela Rakyat, Majalah Poestaka Timoer, menjabat sebagai wakil pemimpin redaksi Kantor Berita pendudukan Jepang Domei, dan pemimpin redaksi Kantor Berita Antara di Surabaya. Beliau juga menjabat sebagai pucuk pimpinan Barisan Pemberontak Rakyat Indonesia (BPRI) – yang akhirnya dilebur ke dalam Tentara Nasional Indonesia. BPRI bertugas mendidik, melatih, dan mengirimkan kesatuan-kesatuan bersenjata ke seluruh wilayah tanah air. Di balik sederet jabatan yang diembannya Bung Tomo dikenal luas sebagai pribadi yang sederhana dan dekat dengan segala lapisan masyarakat termasuk kalangan bawah. Bung Tomo juga aktif berpidato yang disiarkan oleh Radio BPRI untuk mengobarkan semangat perjuangan yang selalu direlai oleh RRI di seluruh wilayah Indonesia. Isi pidato beliau begitu khas: heroik,  penuh semangat, berapi-api,  disampaikan dengan sorot mata tajam dan terbukti telah berhasil mengobarkan semangat arek-arek Suroboyo untuk mengangkat senjata tak kenal kata surut menghadapi lawan yang tangguh.

Di samping 17 Agustus 1945 saat dikumandangkannya proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia, 10 Nopember adalah tanggal keramat bagi bangsa Indonesia khususnya masyarakat Surabaya dalam kaitannya dengan sejarah perjuangan kemerdekaan NKRI. Di tanggal itu terjadi pertempuran dahsyat antara tentara Sekutu dan NICA dengan arek-arek Suroboyo yang memakan korban dalam jumlah yang sangat besar di kedua belah pihak.

Gelar Pahlawan yang Terlambat

Tidak seperti para pahlawan lain yang memperoleh gelar kepahlawanan sejak lama, baru empat tahun ini Bung Tomo mendapat gelar pahlawan. Hal ini disebabkan adanya gesekan antara Bung Tomo dengan pemerintah Orde Baru. Beliau pernah aktif dalam politik pada tahun 1950-an bahkan pernah menjabat sebagai Menteri Negara Urusan Bekas Pejuang Bersenjata/ Veteran sekaligus Menteri Sosial ad interim pada tahun 1955-1956 di era Kabinet Perdana Menteri Burhanuddin Harahap. Bung Tomo juga tercatat sebagai anggota DPR 1956-1959 yang mewakili Partai Rakyat Indonesia.  Namun pada awal tahun 1970-an, beliau berbeda pendapat dengan pemerintahan Orde Baru. Beliau berbicara keras terhadap program-program presiden Soeharto sehingga pada 11 April 1978  ditahan oleh pemerintah selama setahun karena kritik-kritiknya yang keras.

Atas desakan dari beberapa kalangan, akhirnya pemerintah memberikan gelar pahlawan nasional kepada Bung Tomo bertepatan pada peringatan Hari Pahlawan tanggal 10 November 2008. Keputusan ini disampaikan oleh Menteri Komunikasi dan Informatika Kabinet Indonesia Bersatu, Muhammad Nuh pada tanggal 2 November 2008 di Jakarta.

Padang Arafah menjadi saksi berpulangnya Bung Tomo pada tanggal 7 Oktober 1981, ketika sedang menunaikan ibadah haji. Berbeda dengan tradisi untuk memakamkan para jemaah haji yang meninggal dalam ziarah ke tanah suci, jenazah Bung Tomo dibawa kembali ke tanah air. Jenazahnya tidak dimakamkan di sebuah Taman Makam Pahlawan layaknya seorang pahlawan nasional, melainkan di Tempat Pemakaman Umum Ngagel, Surabaya. Sebuah ironi, mengingat TPU Ngagel tepat berhadapan dengan Taman Makam Pahlawan di seberang jalan. Ini menunjukkan betapa Bung Tomo adalah seorang pahlawan yang tidak gila hormat. Makam beliau membaur di tengah-tengah makam rakyatnya.


Pidato Bung Tomo
Bismillahirrohmanirrohim..
MERDEKA!!!

Saudara-saudara rakyat jelata di seluruh Indonesia
terutama saudara-saudara penduduk kota Surabaya
kita semuanya telah mengetahui bahwa hari ini
tentara inggris telah menyebarkan pamflet-pamflet
yang memberikan suatu ancaman kepada kita semua
kita diwajibkan untuk dalam waktu yang mereka tentukan
menyerahkan senjata-senjata yang telah kita rebut dari tangannya tentara jepang
mereka telah minta supaya kita datang pada mereka itu dengan mengangkat tangan
mereka telah minta supaya kita semua datang pada mereka itu dengan membawa bendera puitih tanda bahwa kita menyerah kepada mereka
Saudara-saudara
di dalam pertempuran-pertempuran yang lampau kita sekalian telah menunjukkan
bahwa rakyat Indonesia di Surabaya
pemuda-pemuda yang berasal dari Maluku
pemuda-pemuda yang berawal dari Sulawesi
pemuda-pemuda yang berasal dari Pulau Bali
pemuda-pemuda yang berasal dari Kalimantan
pemuda-pemuda dari seluruh Sumatera
pemuda Aceh, pemuda Tapanuli, dan seluruh pemuda Indonesia yang ada di surabaya ini
di dalam pasukan-pasukan mereka masing-masing
dengan pasukan-pasukan rakyat yang dibentuk di kampung-kampung
telah menunjukkan satu pertahanan yang tidak bisa dijebol
telah menunjukkan satu kekuatan sehingga mereka itu terjepit di mana-mana
hanya karena taktik yang licik daripada mereka itu saudara-saudara
dengan mendatangkan presiden dan pemimpin2 lainnya ke Surabaya ini
maka kita ini tunduk utuk memberhentikan pentempuran
tetapi pada masa itu mereka telah memperkuat diri
dan setelah kuat sekarang inilah keadaannya
Saudara-saudara kita semuanya
kita bangsa indonesia yang ada di Surabaya ini
akan menerima tantangan tentara inggris itu
dan kalau pimpinan tentara inggris yang ada di Surabaya
ingin mendengarkan jawaban rakyat Indoneisa
ingin mendengarkan jawaban seluruh pemuda Indoneisa yang ada di Surabaya ini
dengarkanlah ini tentara inggris
ini jawaban kita
ini jawaban rakyat Surabaya
ini jawaban pemuda Indoneisa kepada kau sekalian
hai tentara inggris
kau menghendaki bahwa kita ini akan membawa bendera putih untuk takluk kepadamu
kau menyuruh kita mengangkat tangan datang kepadamu
kau menyuruh kita membawa senjata2 yang telah kita rampas dari tentara jepang untuk diserahkan kepadamu
tuntutan itu walaupun kita tahu bahwa kau sekali lagi akan mengancam kita
untuk menggempur kita dengan kekuatan yang ada
tetapi inilah jawaban kita:
selama banteng-banteng Indonesia masih mempunyai darah merah
yang dapat membikin secarik kain putih merah dan putih
maka selama itu tidak akan kita akan mau menyerah kepada siapapun juga

Saudara-saudara rakyat Surabaya, siaplah! keadaan genting!
tetapi saya peringatkan sekali lagi
jangan mulai menembak
baru kalau kita ditembak
maka kita akan ganti menyerang mereka itukita tunjukkan bahwa kita ini adalah benar-benar orang yang ingin merdeka
Dan untuk kita saudara-saudara
lebih baik kita hancur lebur daripada tidak merdeka
semboyan kita tetap: merdeka atau mati!
Dan kita yakin saudara-saudara
pada akhirnya pastilah kemenangan akan jatuh ke tangan kita
sebab Allah selalu berada di pihak yang benar
percayalah saudara-saudara
Tuhan akan melindungi kita sekalian
Allahu Akbar! Allahu Akbar! Allahu Akbar!
MERDEKA!!!
Sumber : kompasiana, Wikipedia & Maula

+