Thursday, May 30, 2013

Situs Jejaring Sosial Asli Indonesia

Kalian pasti sudah mengenal facebook kan ? Itu lho jejaring sosial yang dibuat oleh Mark Zuckerberg, yang memang sudah terkenal sampai kancah International, bahkan Indonesia. Tapi yang ini bukan lagi buatan luar negeri, tapi ASLI INDONESIA.
1. Helloicu.com

No more bored, never be alone, because i see you. Itulah kata kata yang menjadi tagline helloicu. Dengan avatar yang dapat kita buat sendiri, kita seperti bisa melihat kawan di seberang dengan wujud kartun, lengkap dengan ruangan sebagai rumah kita. buka disini



2. Fupei.com

Friends uniting program especially indonesia (FUPEI) adalah sebuah website komunitas yang berisi tentang jurnal persahabatan dan kreativitas di internet. buka disini



3. Statusbooks.com

Didirikan oleh Andi Syoekri Amal dari Palopo, Sulawesi Selatan. Sepintas tampilannya mirip facebook, kita dapat membuat status, berbagi video, dan menambah teman. buka disini



4. Adandu.com



Dengan tampilan didonminasi warna merah dan putih. Adandu mulai diluncurkan dalam versi beta pada Oktober 2009. buka disini



5. Desavirtual (Dvers.com)

Di desa ini kita bisa bergabung dengan facebook, twitter, dan ebay. Kita bisa belanja online dan aktivitas jual beli. buka disini



6. Digli.com

Adalah sebuah situs pertemanan dengan rasa indonesia. Dengan fasilitas yang memadai sehingga mempermudah dalam proses pertemanan. salah satunya menggabungkan facebook dan kaskus. buka disini



7. Otofriends.com

Situs ini mengusung tema jejaring sosial dengan tagline community gathering, start from indonesia. Otofriends tergolong cepat dengan fitur komplet dan terus bertambah. buka disini



8. Lilocity.com

Lilo adalah singkatan Litle Online, yang dikembangkan tempat berkumpulnya anak muda bersosialisasi, berkreasi dan bereksperesi.buka disini



9. Salingsapa.com

Tidak beda dengan facebook, situs ini dibuat seorang anak SMP dikawasan Bandung. Dan tentunya tidak kalah dengan facebook. buka disini



10. Kongkoow.com

Kongkoow menyediakan fasilitas sangat lengkap mulai akum email, file sharing, video streaming dan blogging. buka disini



11. Indoface.com

 

Yang terakhir yaitu Indoface. Indoface memiliki slogan ” People. Culture. Friends. Fans.” dan kata sambutannya  “Indoface adalah Jejaring Sosial
Indonesia yang membuat kamu mudah terhubung dengan teman lama, mendapat
teman baru, mengenal dan ikut menjaga budaya Indonesia.” Sisi unik yang diunggulkan oleh Indoface adalah proses pertemanan yang berbeda dengan jejaring sosial lain, yaitu tidak ada friend request. Semua orang yang kita add otomatis menjadi teman kita. Hal ini dipertegas lagi pada ajakan mereka “Indoface | 100% More Fun, Let’s Join and be a part of it” yang berisikan pernyataan “Indoface berbeda dengan jejaring sosial seperti Facebook, Friendster, MySpace etc, so do you still want a friend request ?” buka disini
Jadi jangan terus-terusan ngegunain terus situs-situs luar. Indonesia-pun juga bisa. Sesekali yang bikinan Indonesia juga dipakai, barang kali kamu bisa juga buat yang lebih bagus dan buktikan juga bahwa INDONESIA juga BISA... (lebai) hahaha...

+

Wednesday, May 8, 2013

Peninggalan Sri Aji Joyoboyo di Kediri

Petilasan Sri Aji Joyoboyo

Petilasan Sri Aji Joyoboyo adalah sebuah petilasan atau tempat semedi raja dari kerajaan Kediri, yaitu Raja Joyoboyo. Selain sebagai Raja Kediri pada abad XII, Joyoboyo juga terkenal dengan kitab " JONGKO JOYOBOYO " yang berisi tentang ramalan-ramalan kejadian di masa yang akan datang.Petilasan ini merupakan situs bersejarah yang terletak di 15 Km dari pusat kota Kediri. Tepatnya di Desa Menang, Kecamatan Pagu, Kabupaten Kediri. Bangunan ini juga dikenal sebagai Loka Muksa.


Selayaknya tempat bersejarah, petilasan ini banyak dikunjungi oleh mereka yang ingin melihat beberapa peninggalan seperti, Sendang Tirto Kamandanu, Palinggihan Mpu Mharadah dan Arca Totok Kerot. Selain itu, banyak pula yang mengunjungi untuk berziarah, dengan puncak kunjungan terjadi pada 1 Suro, pada kalender Jawa.

Di pelataran Petilasan Sang Prabu Sri Aji Joyoboyo misalnya, kita selalu menemui orang-orang yang sengaja datang untuk berkontemplasi, berdoa pada Sang Maha Kuasa. Mereka yang datang ke tempat ini tidak hanya berasal dari Kediri dan sekitarnya, tapi juga masyarakat Jawa-Bali, bahkan ada yang datang dari luar negeri seperti Malaysia, Singapura, dan India.

Di petilasan yang terletak 10 kilometer dari kota Kediri ini, kita bisa menemui bangunan suci Loka Muksa, sebuah bangunan yang terdiri dari lingga dan yoni yang menyatu dengan sebuah manik (batu bulat berlubang di bagian tengah yang menyerupai mata). Secara keseluruhan, bangunan ini dikelilingi pagar beton bertulang yang dilengkapi tiga buah pintu. Konon, tiga pintu ini merepresentasi tingkat kehidupan kita yang meliputi lahir, dewasa, dan mati.


Sedangkan lingga dan yoni, mengandung pengertian unsur-unsur hidup yang terdiri dari laki-laki dan perempuan. Lingga dan yoni juga jadi simbol wadah (tempat) dan isi, lahir dan batin, raga dan jiwa, yang tampak dan yang tak tampak.

Batu manik yang menyatukan lingga dan yoni menjadi simbol pengabdian luhur Sang Prabu Joyoboyo. Dengan demikian, manik atau mata ini jadi representasi kewaskitaan. Keterpaduan antara sisi rasional dan irasional. Sedang lobang tembus artinya kemampuan untuk melihat jauh ke depan.

Seperti banyak di ulas di literasi sejarah, nama Joyoboyo memang lekat dengan imaji catatan dan ramalan.

Petilasan di Desa Menang ini terbagi menjadi tiga tempat yang sekaligus mewakili tiga fase muksa yang dialami Joyoboyo. Masing-masing Loka Mukso, Loka Busana, dan Loka Makuta. Loka Muksa merupakan tempat muksa atau hilang se-jasadnya, sedang Loka Busana berarti tempat singgah busana Sang Prabu, dan Loka Makuta berarti tempat pelepasan mahkota raja.

Pembangunannya Berawal dari Mimpi ?!
Sebelum berdiri megah seperti sekarang, dulu, petilasan ini hanya berbentuk gundukan tanah biasa. Sampai suatu saat, Warsodikromo, warga Desa Menang, mimpi dan mendapat wisik. Bahwa di area gundukan tanah yang kini telah menjadi rawa dan semak belukar, pernah hidup seorang raja Kadiri yang bernama Joyoboyo. Ini terjadi pada tahun 1860. 
Bagi masyarakat Jawa, mimpi seperti ini dianggap sebagai amanat. Sehingga, ketika mimpi ini diceritakan pada warga sekitar dan tokoh-tokoh spiritual, pencarian langsung dilakukan. Tak lama petilasan Joyoboyo-pun berhasil ditemukan. Keagungan nama Joyoboyo yang sudah didengar turun temurun, mengundang niat warga untuk merawat dan memperbaiki. Dan seiring perbaikan petilasan yang jatuh bangun, kawasan ini mulai ramai dikunjungi peziarah. Salah satu yang datang adalah keluarga Hondodento dari Yogyakarta. 
Sebagai bentuk penghormatan pada Sang Raja, keluarga Hondodento turun tangan memugar petilasan yang memiliki luas 1.650 meter persegi ini. Bahu membahu bersama masyarakat sekitar, pemugaran dimulai pada tanggal 22 Februari 1976, selesai 17 April 1976, ditandai dengan penyerahan hasil pemugaran pada Pemerintah Daerah Kabupaten Kediri.

Ritual 1 Syuro di Petilasan Sri Aji Joyoboyo

Prosesi diawali dengan arak Pusaka dari Balai Desa Pamenenag menuju Pamuksan Sria Aji Joyoboyo yang dikawal oleh Para sesepuh, emban dan pemuda-pemuda berpakaian adat jawa. Upacara ritual diantaranya Caos Dahar (Tabur Bunga) yang dilakukan oleh gadis- gadis untuk penghormatan kepada Sang Prabu Sri Aji Joyoboyo dan juga dilakukan do’a/permohonan di makam. 
Bertaburnya bunga melati di seluruh pelataran pamuksan dan dupa kemeyan yang dibakar menambah suasana sakral amat terasa, bunga melati yang warnanya putih melambangkan kesucian walaupun bunganya kecil mampu menebarkan keharuman. 
Ritual yang dilaksanakan tiap 1 Syuro ini untuk memohon keselamatan kepada Tuhan Yang Maha Esa dan untuk melestarikan Budaya warisan leluhur yang Adi Luhung.

Sendang Tirta Kamandanu

Tanggal 26 April 1980, sendang ini mulai dipugar. Karena tempat ini dianggap sebagai bagian tak terpisah dari petilasan Sang Prabu. Desain barunya, sendang ini menjadi kawasan taman segi empat berukuran 1.016 meter persegi. Sendang ini, dulunya kolam dengan sumber air alami yang memiliki banyak fungsi, salah satunya menambah kekuatan lahir dan batin manusia.


Bangunan utama, kolam pemandian yang airnya selalu mengalir melalui tiga tingkatan. Yaitu sumber, tempat penampungan, dan kolam pemandian. Kolam ini dilengkapi dengan Arca Syiwa Harihara (perdamaian, red) dan Ganesha. Selain itu, tempat ganti pakaian, gapura, tempat mengambil air, dan pagar. Sedang bangunan pelengkap terdiri dari halaman, gapura utama (Kori Agung dan Candi Bentar), dan pagar dengan patung dewa di masing-masing sudut. Masing-masing Bathara Wisnu, Brahma, Bayu, dan Indra.

+

Tuesday, May 7, 2013

Arca Totok Kerot

Arca Totok Kerot, terletak di Dusun Bulupasar, Desa Bulupasar, Kecamatan Pagu, Kabupaten Kediri, Jawa Timur. Arca Totok Kerot terletak sekitar 6,5 Km dari pusat Kotamadya Kediri atau sekitar 2 Km dari Simpang Lima Gumul.

Sejarah,
Arca Totok Kerot merupakan prasasti zaman Raja Sri Aji di Lodaya, Kerajaan Pamenang. Konon kabarnya, dulu ada seorang putri cantik dari Blitar. Sang putri, waktu itu datang ke Pamenang untuk melamar Joyoboyo, yang sangat tersohor kedigdayaannya. Malang bagi sang putri, karena Joyoboyo menolak lamaran itu.

Akhirnya, terjadilah pertempuran hebat di antara keduanya. Karena kalah sakti, putri cantik itu mendapat kutukan dari Joyoboyo, dan berubahlah ia menjadi raksasa wanita berbentuk Dwarapala. Patung raksasa itulah yang hingga kini dikenal sebagai arca Totok Kerot.
Arca ini dulunya terpendam dalam tanah. Karena oleh penduduk, di tempat tersebut dikabarkan ada benda besar, maka pada 1981 lokasi itu digali. Hingga akhirnya, arca itu muncul separuh. Entah pada tahun berapa dilakukan penggalian ulang yang jelas saat tahun 2005, patung tersebut telah muncul secara utuh di atas permukaan tanah.

Sepintas arca Totok Kerot tidak jauh beda dengan sepasang Arca Dwarapala yang berada di Singosari. Hanya saja kondisinya lebih mengenaskan karena terdapat bagian tubuh yang hilang terutama tangan kirinya. Arca ini juga tidak memegang gada seperti halnya Arca Dwarapala, atau mungkinkah bagian tangan yang hilang dari arca ini memegang senjata tersebut ? Tidak ada penjelasan yang pasti. Yang jelas arca ini tegak duduk seorang diri di antara areal sawah penduduk berteman pagar besi yang mengitarinya dan sebuah pos jaga .

Suasana lokasi arca Totok Kerot ini berada sangat sepi, seperti layaknya lokasi-lokasi arekologi lainnya yang sepi pengunjung. Sesekali terlihat pasangan muda-mudi yang mampir sebentar untuk berteduh dibawah pohon rindang yang ada disekitar patung. Tidak adanya petugas jaga disana semakin menegaskan bahwa memang objek wisata arkeologi ini jarang dikunjungi.


Sejarah Penemuannya,

Sekitar tahun 1981, penduduk sekitar melaporkan ada benda besar dalam sebuah gundukan di tengah sawah dan berada di bawah pohon besar. Pada tahun itupulalah gundukan tersebut dibongkar hingga memperlihatkan sosok Arca Totok Kerot. Namun, penggalian hanya menampakkan setengah badan bagian atas dari arca.

Pada tahun 1983, pemerintah mulai memperbaiki daerah sekitar Arca Totok Kerot dengan membangun jalan menuju arca dan menutup gorong – gorong di depan arca. Arca Totok Kerot masih dibiarkan terbenam setengah badan di dalam tanah.
Tahun 2003, penggalian kembali dilakukan pada Arca Totok Kerot. Arca diangkat sepenuhnya dari dalam tanah dan dibuatkan tempat dudukan arca dari beton. Disekitar arca yang dulunya berpagarkan kayu mulai dibuatkan pagar dari besi. Kondisi arca dipercantik dengan dibuatkan taman kecil serta pos penjagaan.

Sumber : Wikipedia, dan Sebuah Dongeng

+

Monumen Simpang Lima Gumul


Untuk posting pertama saya akan memperkenalkan sebuah Monument dari Kediri yang bentuknya menyerupai L’arch D’ Triomphe yang ada di Perancis. Bangunan ini berdiri megah di tengah – tengah persimpangan Lima Gumul – Kediri yang menjadi tiang pancang pengembangan kawasan Simpang Lima Gumul menjadi kawasan kota baru di Kabupaten Kediri. Bedanya, Monumen ini memiliki spirit berdirinya Kabupaten Kediri sehingga monument ini di posisikan tepat di tengah jalur lima jalan arah Pare, Kediri, Plosoklaten, Pesantren dan Menang. Monumen Simpang Lima Gumul terletak di Desa Tugurejo, Kecamatan Ngasem, Kabupaten Kediri.
  
Monument yang memiliki luas bangunan 804 meter persegi, di tumpu 3 tangga 3 meter dari dasar pura, dan tinggi 25 meter sehingga jika kita berada di atap monument dapat kita saksikan keseluruhan panorama Kediri dari atas dan proyeksi pengembangan kawan perdagangan ini yang secara keseluruhan seluas 37 Ha. Disisi monument Kediri terpahat relief –relief tentang sejarah Kediri hingga kesenian dan kebudayaan yang ada sekarang. Angka luas dan tinggi monument juga mencerminkan tanggal, bulan dan tahun hari jadi Kabupaten Kediri, 25 maret 804 Masehi.


Monumen Kediri yang terletak di Simpang Lima Gumul ini merupakan Ikon Kabupaten Kediri. Lokasi yang hanya berjarak ± 6 km (± 10 menit) dari kota Kediri atau ± 120 km (± 2,5 jam) dari Bandara Juanda Surabaya. Kawasan ini diproyeksikan menjadi kota baru dan pusat perdagangan Jawa Timur bagian barat (Central Business District ) sudah mulai melengkapi diri dengan convention hall dan gedung serbaguna, Bank daerah, terminal bus antar kota dan MPU, dan sarana rekreasi megah Water Park Gumul Paradise Island.


Kawasan ini juga tak pernah sepi pengunjung di malam hari dengan bersantai di area monument ataupun menikmati kuliner tradisional yang berjualan di pedagang kaki lima yang berjejer di area Pasar Tugu. Pada hari sabtu dan mnggu pagi kawasan ini ramai oleh pengunjung yang berolaraga jogging track, rekreasi bersama keluarga, wisata air (seperti Gumul Paradise Island), tempat fulsal, dan juga menikmati ramainya pasar sabtu Minggu (Tugu). Tidak hanya itu kesenangannya, di monumen ini juga sering diadakan banyak event seperti tahun baru, kedatangan band, dll.

Sumber : Official Website of Kediri Regency

+